Minggu, 11 September 2011

SOSIALISASI PEMILU BAGI PEMILIH PEMULA

Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah menetapkan sebanyak 171.068.667 orang sebagai pemilih pada pemilu 2009 dan 30% diantaranya adalah pemilih pemula. Pemilih pemula adalah pemilih yang berusia 17 sampai dengan 21 tahun. Dengan demikian, pelajar SMA dan mahasiswa termasuk ke dalam kategori pemilih pemula.
Berkaitan dengan semakin dekatnya pelaksanaan pemilu khususnya pemilu legislatif tanggal 9 April 2009, KPU tengah melaksanakan sosialisasi melalui media massa, bekerja sama dengan pemerintah daerah sampai dengan pemerintah kelurahan dan desa, memasang spanduk dan baliho tentang pemilu, dan sebagainya. Walaupun demikian, sosialisasi tersebut dirasakan belum optimal utamanya terhadap pemilih pemula padahal pemilih pemula adalah segmen pemilih yang cukup menentukan dalam kesuksesan pesta demokrasi lima tahunan tersebut. Berkaca dari hal tersebut, tampaknya KPU harus memberikan porsi yang lebih dalam memberikan sosialisasi pemilu terhadap pemilih pemula.
Jika diperhatikan, bukan hanya KPU saja yang notabene sebagai penyelenggara pemilu yang melakukan sosialisasi pemilu, tetapi partai politik plus para calon legislatif (caleg) peserta pemilu pun ikut melakukan sosialisasi melalui bendera, baliho, dan spanduk yang dipasang hampir di setiap tempat walaupun yang disosialisasikan terbatas hanya diri mereka sendiri. Disamping untuk kesuksesan pemilu, pemilih pemula dapat dijadikan sebagai lahan bagi parpol dan caleg untuk mendulang suara.
Secara umum, mungkin pemilih pemula telah mengetahui tentang pemilu, tetapi perlu sosialiasi yang lebih mendetail. Misalnya, tentang hari H pemilu, tahapan pelaksanaan pemilu, partai-partai peserta pemilu, cara menandai (mencontreng) pilihan, peran dan fungsi DPR, DPRD, dan DPD, mekanisme penetapan caleg terpilih, dan sebagainya.
Agar dapat mencapai tujuan yang diharapkan, pelaksanaan sosialisasi pemilu terhadap pemilih pemula perlu dilakukan dengan cara yang cerdas, menarik, kreatif, dan disesuaikan dengan gaya hidup anak muda. Anak muda lebih menyukai informasi bergambar, langsung action, dan to the point daripada disodori aturan-aturan tentang pemilu yang belum tentu dibaca. Bentuknya, misalnya, melalui komik, karikatur, gambar, film, simulasi pemilu, acara hiburan, musik, dan sebagainya.
KFC
Dalam melaksanakan sosialisasi pemilu, KPU telah membuat rencana yang disebut KFC, yaitu Knowledge, Featuring of process, dan Conforming. Knowledge adalah memberikan pengetahuan tentang pemilu. Featuring of process adalah melibatkan mereka dalam proses pemilu, dan Conforming adalah membuat pemilih pemula tidak asing dengan pemilu. Disamping sosialisasi dengan gambar dan alat peraga, KPU bisa datang langsung ke sekolah-sekolah dan kampus-kampus, meminta bantuan guru, dosen, atau organisasi pemantau pemilu.
Pemilih pemula adalah segmen yang potensial dalam meningkatkan angka partisipasi pemilu dan tentunya lahan untuk mendulang suara bagi parpol dan caleg kontestan pemilu. Oleh karena itu, sosialisasi pemilu terhadap pemilih pemula mutlak diperlukan. Jika sosialisasi tidak dilakukan secara optimal dan tepat sasaran, penulis melihat ada beberapa resiko yang akan dihadapi, antara lain; pertama, pemilih pemula hanya akan menjadi sarana eksploitasi partai-partai peserta pemilu. Kedua, hanya dijadikan massa penggembira pada saat kampanye tanpa mengerti esensi dari pemilu itu sendiri.
Ketiga, karena ketidaktahuannya, mereka menjadi pemilih yang tidak rasional ketika memilih. Dan keempat, mereka tidak menggunakan hak pilihnya alias golput. Sejumlah lembaga survei dan analis politik memperkirakan jumlah golput pada pemilu 2009 sekitar 40%. Angka golput diperkirakan akan semakin bertambah jika banyak pemilih pemula yang golput.
Dengan pesatnya perkembangan informasi melalui berbagai media saat ini, sebenarnya banyak pemilih pemula yang telah melek politik bahkan kritis terhadap pemilu. Tetapi tidak sedikit pula yang terlihat cuek bahkan belum menentukan pilihan. Alasannya bermacam-macam. Ada yang masih bingung karena terlalu banyak parpol peserta pemilu. Pemilu 2009 akan diikuti oleh 38 parpol. Ada yang merasa belum tahu visi dan misi parpol, ada yang tidak kenal dengan caleg-calegnya, dan ada yang sama sekali apatis dan tidak percaya dengan parpol dan caleg peserta pemilu karena banyak wakil rakyat yang menghianati amanat rakyat dan terjerat kasus korupsi.
Dibalik segala apatisme terhadap pemilu 2009, tapi kita harus tetap optimis. Pemilu adalah sebuah ikhtiar bagi bangsa Indonesia untuk melakukan perubahan karena ketika kita tidak menggunakan hak pilih, sama sekali tidak menghasilkan apa-apa. Dengan kata lain, sama saja dengan tidak menghendaki perubahan dan mempertahankan status quo. Hal tersebut perlu ditanamkan kepada para pelajar dan mahasiswa selaku pemilih pemula agar mereka menggunakan hak pilihnya.
Di lingkungan sekolah, peran guru akan cukup efektif dalam membantu KPU selaku penyenggara pemilu dalam memberikan infomasi tentang pemilu. Dengan demikian, Pemilu bukan hanya menjadi ritual demokrasi lima tahunan semata tetapi sekaligus menjadi sarana pendidikan politik dan demokrasi bagi siswa dalam upaya membentuk warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

Penulis, Guru PKn SMP dan MA Madani KBB, Pegawai LPMP Jawa Barat.
(Tulisan ini dimuat di HU Galamedia, tanggal 28 Maret 2009)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar