Sabtu, 10 September 2011

SISI KREATIF SMS LEBARAN

“Sanaos artos salomari, mobilna Camry model kiwari, gigireun putri bidadari, moal matak walagri upami hate nyeri. Tapi najan jadi tukang meri, mobilna cukup ku DAMRI, baju nu taun kamari, tapi ari iman patri bari nyantri, beresih ati sanubari, caang siga matahari, pasti tiasa seuri, saeutik tapi patri. Dina ieu fitri waktos nu mustari keur susuci diri”
Beberapa hari menjelang hari raya Idul Fitri atau sering disebut juga lebaran, seiring dengan kemajuan teknologi informasi, dalam menyampaikan ucapan selamat atau permohonan maaf, disamping menelepon, orang-orang juga lebih senang berkirim SMS (Short Message Service). Apalagi, limpahan bonus SMS dari operator seluler semakin mendorong orang menggunakan SMS. Para penyedia jasa operator seluler siap-siap menaikkan bandwith-nya untuk mengantisipasi tingginya lonjakan traffic SMS menjelang lebaran supaya kualitas jaringannya tetap terjaga. Selain mengunakan SMS, orang-orang juga menggunakan situs jejaring sosial seperti Facebook  dan Twitter untuk mengucapkan selamat lebaran.
Seiring dengan booming-nya penggunaan SMS untuk mengucapkan selamat idul fitri, peran kartu lebaran semakin ditinggalkan. Meskipun ada yang masih setia menggunakannya, tapi jumlahnya semakin sedikit. Alasan ada yang masih menggunakan kartu lebaran, karena merasa lebih puas, lebih afdhal, dan bisa menjadi koleksi untuk kenang-kenangan. Kalau SMS ‘kan sewaktu-waktu bisa dihapus.
Dulu, menjelang lebaran, kantor-kantor pos sibuk mengirim kartu-kartu lebaran. Tetapi sekarang kantor-kantor lebih sibuk melayani transaksi pengiriman dan pengambilan uang atau paket lebaran. Pada umumnya alasan orang menggunakan SMS untuk menyampaikan ucapan selamat Idul Fitri karena dinilai lebih murah, lebih praktis. Satu konsep SMS bisa dikirim ke banyak orang sesuai keinginan. Atau dapat SMS dari orang lain, bisa diforward ke orang lain. Daripada menulis di kartu lebaran, butuh banyak biaya, waktu, dan tenaga.
Apapun alasannya, itu adalah hak setiap orang untuk menyampaikannya dengan cara yang dikehendakinya. Yang penting, substansinya adalah ucapan selamat dan permohonan maaf dari segala khilaf dan dosa yang pernah dilakukan. Idul fitri adalah ajang yang sangat baik bagi kita untuk saling memaafkan setelah sebulan berpuasa. Saat idul fitri, kata maaf begitu mudah dan begitu murah terlontar diantara kita. Tentunya, kita berharap, kata maaf itu bukan hanya sekedar basa-basi, formalitas, atau seremonial belaka, tetapi maaf yang dilandasi dari hati sanubari untuk saling membebaskan semua dendam dan kebencian diantara kita.
Jika kita perhatikan, munculnya tren mengirimkan SMS lebaran menjadi lahan kreativitas tersendiri bagi yang membuatnya. SMS adalah bahasa tulisan yang digunakan sebagai “wakil” ketika pengirimnya tidak bisa mengirimkannya secara langsung. SMS yang dikirimkan bisa mengatasi kendala jarak dan waktu. Kalau penulis perhatikan SMS-SMS ucapan selamat idul fitri yang masuk ke HP penulis, gayanya cukup beraneka ragam. Ada yang standar dan normatif. Kemudian ada yang puitis, berbunga-bunga, menggunakan metafora, tematik, lucu, menggelitik, dan sebagainya. Ada yang menggunakan bahasa Indonesia, bahasa daerah (sunda), bahkan bahasa Inggris.
SMS ucapan selamat idul fitri yang masuk ke HP penulis misalnya seperti yang tercantum pada pembuka tulisan ini. SMS-SMS yang lain misalnya : “Dalam kebersamaan yang kita lalui, banyak canda dan tawa, namun kadang kita lupa, lisan tak terjaga, mata tak terpelihara, canda tak terasa menggores dada. Janji yang tak tertepati, SMS atau telepon yang terabaikan, hati yang berprasangka, atau sikap yang pernah membuat luka. Semua mungkin pernah terjadi dan mungkin pernah membekas kecewa. Di akhir ramadhan menjelang Syawal ini kami memohon maaf atas segala kesalahan dan kehilafan. Semoga ramadhan ini memberi kebehagiaan, keberkahan, dan meningkatkan derajat kita menjadi orang yang muttaqin.” Kemudian “Esok adalah harapan, sekarang adalah kenyataan, kemarin adalah kenangan yang tidak luput dari khilafdan kesalahan. Ketika wajah tak mampu bertatap, tangan tak bisa mampu berjabat, mulut tak mampu berucap, hanya hati yang mampu berbisik: Selamat Idul Fitri 1 Syawal 1432 H, mohon maaf lahir bathin.” Lalu “Yang singkat itu waktu, yang besar itu nafsu, yang berat itu amanah, yang sulit itu ikhlas, yang mudah itu berbuat dosa, yang abadi itu kebajikan, namun yang terindah itu jika manusia saling memaafkan.
Ada yang menggunakan bahasa Sunda, seperti, “Kedaling rasa nu pinuh ku bangbaluh hate, urang lubarkeun, ngawengku pinuh ku nyuuh, meungpeung wanci can mustari, neda dihapunten samudaya kalepatan, bilih kantos nyungkelit dina ati, kasiku catur, katajong omong, dina cariosan nu matak ngaraheutkeun kana manah, kumargi urang mah teu tiasa lumpat tina kalepatan sareng kakhilafan”. Kemudian, “Balebat bulan Syawal tos ngahiap nganteur ngalangkang catetan amal nu meh lekasan, bilih aya luhur saur bahe carek, reka basa nu pasalia, janji pasini anu teu ngajadi, laku lampah nu teu merenah, tug dugika ngaraheutkeun manah, ti luhur sausap rambut ti handap sahibas dampal, paneda dihapunten anu kasuhun tina samudaya kalepatan, dhohir sareng bathin.” Lalu “Diiring ku wening galih, dipapag ku rasa bagja, mugia jembar manah, euyeub raranggeuyan, ngampar sagara kabingahan, saupamina kersa ngahapunten”. Kemudian “Batin nu usik nyaliksik diri, raga nu kumalayang ngambah sagara kahirupan, ati nu sumarambah nandangan lara, kamelang nu kabayang dina lolongkrang mata, sok inggis kantos kasebit kaciwit ati, karempak ungkara basa, kajeunggut kadudut pupuhu qolbu, mugia ridho galih kersa ngahapunten tina samudaya kalepatan, rumaos diri kararas congkrang bongkrang, hanteu luput tina salah sareng dosa.”
Ada SMS yang menurut penulis tematik, misalnya menggunakan istilah dunia penerbangan, seperti “Penerbangan RAMADHAN AIR dengan nomor penerbangan 1432 H tujuan Idul Fitri hampir mendarat, selama 30 hari dalam penerbangan dilaporkan cuaca panas sehingga perasaan haus dan lapar, demi keselamatan, tegakkan kursi iman, serta sandaran takwa. Selama dalam perjalanan, pasang sabuk pengaman dzikir, tahajud, dan sedekah. PILOT anda Al Islam dan CO PILOT al qur’anul karim bersama PRAMUGARI Rahmah, Magfirah, dan Jannah, siap mengantarkan penumpang menuju jannatun na’im.”
Ada juga yang menyampaikan SMS dengan menggunakan tema dunia kedokteran seperti pada SMS; “Banyak dosa yang tidak terdeteksi dengan USG, tak terdengar oleh STETOSKOP, dan tak terlihat oleh RONTGEN dan CT SCAN. ANTIBIOTIK tak bisa mengobati, ANESTESI tak mampu menahan rasa sakit hati. Hanya kata maaf yang mampu menghapuskan dari segala VIRUS hati”.
Teman penulis, seorang guru IPA mengirim SMS kepada penulis seperti ini: “saat diferensial tidak menurunkan tingginya kesombongan, saat aljabar tidak dapat menjabarkan kesalahan dan kekhilafan, saat logika tidak dapat sejajar dengan garis kebaikan, dan saat trigonometri tidak dapat menjangkau besarnya sudut prasangka, kita eliminasi variabel dosa hingga equivalen dengan fitrah”. Masih seorang guru, Beliau mengirim SMS seperti ini: “Hati bagaikan SKRIPSI yang masih harus diuji, seperti MAKALAH yang masih salah, KURIKULUM yang harus dimaklum. Perlu STRATEGI PEMBELAJARAN untuk perbaikan. Tanpa SILABUS yang bagus INDIKATOR hati jadi kotor. Sebagai APERSEPSI menyambut kemenangan, hanya maaf yang jadi KOMPETENSI DASAR”.
SMS-SMS itu adalah bentuk kreativitas dari pembuatnya. Orang yang membacanya bisa saja sambil merenung atau sambil senyam-seyum sendiri karena bahasanya lucu mengundang tawa. SMS lebaran menjadi fenomema tersendiri menjelang lebaran. Kalau cerdik, ucapan-upacan SMS lebaran tersebut bisa menjadi lahan bisnis dengan menerbitkan buku kumpulan SMS-SMS lebaran.

Penulis, Praktisi Pendidikan, Pemerhati Masalah Sosial.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar