Sabtu, 10 September 2011

PESAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM LAGU

“Cing pinter tur bener, cing jujur tong bohong
Ulah nganyerikeun batur, ngarah hidup loba dulur
Raksa ucap langkah tekad jeung tabeat
Ngarah pinangih bagja salamet dunya akherat
Jang, sing jadi jelema soleh...”

Itulah sebait lagu sunda yang berjudul “Jang” yang dinyanyikan oleh Oon B. Jika kita perhatikan lagu tersebut sarat akan pesan pendidikan karakter. Lagu tersebut isinya adalah pesan yang disampaikan dari orang tua kepada anaknya agar anaknya tersebut menjadi anak yang shaleh. Dalam lagu tersebut orang shaleh diidentikan sebagai orang benar, jujur, tidak suka bohong, dan mampu menjaga perkataan dan perbuatannya agar tidak menyakiti perasaan orang lain, serta bergaul dengan kalangan ulama agar selamat dunia dan akhirat. Penulis masih ingat ketika kecil, penulis melihat orang tua mepende  anaknya sambil ngahariringkeun (melantunkan) lagu “yun ayun ambing” sampai anaknya tertidur.
Jika kita telaah cukup banyak lagu yang berisi pesan pendidikan karakter baik lagu daerah (sunda) maupun lagu kontemporer (berbahasa Indonesia). Antara lain, lagu berjudul “Jampe-jampe Harupat” yang dinyanyikan oleh Doel Sumbang. Lagu ini berpesan agar seorang anak menjauhi perbuatan maksiat agar selamat hidup di dunia dan akhirat, harus tetap beribadah kepada Allah baik dalam keadaan susah ataupun senang, jika kaya jangan lupa mengeluarkan zakat, bekerja keras seperti kita akan hidup selamanya dan beribadah seperti kita akan mati esok hari, dan balasan yang kita terima di akhirat kelak adalah buah dari perbuatan kita di dunia.
Ada lagu yang temanya sama tentang pengorbanan dan jasa seorang ibu, misalnya; lagu “Ema” yang dinyanyikan oleh Kustian, lagu “Ibu” yang dinyanyikan oleh Iwan Fals, lagu “Bunda” yang dinyanyikan oleh Melly Goeslaw, lagu “Ibu” yang dinyanyikan oleh grup Sakha, lagu “Ummi” yang dinyanyikan oleh Hadad Alwi dan Sulis, dan sebagainya.
Peran ibu memang tidak bisa terbantahkan dalam kehidupan seorang anak manusia. Ibu yang mengandung selama sembilan bulan, melahirkan anak dengan mempertaruhkan nyawa. Setelah bayi lahir, kemudian ibu menyusuinya selama dua tahun, merawat dan memeliharanya dengan penuh perhatian dan kasih sayang. Pengorbanan ibu tidak ternilai. Seorang ibu tidak pernah meminta balasan kepada anaknya dan sampai kapanpun jasa ibu tidak akan bisa terbalas oleh anaknya.
Dalam sebuah hadits diriwayatkan seorang sahabat datang kepada Rasulullah SAW dan bertanya kepada Beliau tentang siapa orang yang harus dihormati. Rasulullah kemudian menyebut nama ibu sampai tiga kali dan nama bapak hanya satu kali. Hal itu menggambarkan begitu besarnya jasa seorang ibu dalam perjalanan hidup manusia. Jangan sesekali durhaka atau menyakiti perasaan ibu. Do’a ibu sangat manjur dan cepat dikabul oleh Allah. Dalam sebuah cerita rakyat, ada kisah Malin Kundang yang dikutuk menjadi batu gara-gara dia malu, tidak mau mengakui ibunya yang miskin dan tua renta.
Lagu yang bertema solidaritas sosial, misalnya lagu yang berjudul “Jika Aku Menjadi” yang dinyanyikan oleh Melly Goeslaw. Lagu ini berpesan kita harus bisa merasakan penderitaan dan kesulitan hidup orang lain. Lagu ini juga merupakan sound track dari sebuah Reality Show di sebuah stasiun TV swasta yang nama acaranya juga sama dengan judul lagunya.
Lagu yang mengajak bangsa Indonesia untuk memiliki rasa nasionalisme dan patriotisme selain terdapat lagu wajib nasional juga terdapat dalam lagu-lagu pop dalam seri lagu “Nusantara” yang dinyanyikan Koes Plus, lagu “Gebyar-gebyar” yang dinyanyikan oleh Gombloh, lagu “Bendera” yang dinyanyikan oleh grup band Cokelat, dan “Garuda di Dadaku” yang dinyanyikan oleh grup band Netral. Lagu-lagu yang berpesan tentang pemeliharaan lingkungan terdapat dalam lagu balada yang dinyanyikan oleh Ebiet G. Ade dan Ully Sigar Rusadi, seorang pecinta lingkungan.
Lagu-lagu yang menggambarkan fenomena negatif generasi muda saat ini banyak dilantunkan oleh Doel Sumbang melalui lagunya yang berjudul “Ema (Edana Manusia)”, “Berenyit”, “Awewe Sapi Daging”. Selain itu, Doel Sumbang banyak menyanyikan lagu yang bertema kritik sosial seperti lagu “Nepangkeun Nami Abdi Jurig”, “Bong-abong”, dan sebagainya. Selain Doel Sumbang, penyanyi yang kerap melantunkan lagu kritik sosial seperti Iwan Fals dan Franky Sahilatua. Lagu yang bertema tentang membangun semangat dan optimisme misalnya terdapat pada lagu yang dinyanyikan oleh grup musik D’Masiv yang berjudul “Jangan Menyerah”, dan lagu grup musik Dewa yang berjudul “Hidup adalah Perjuangan”.
Sejalan dengan kebijakan Kementerian Pendidikan Nasional tentang pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa, dalam konteks pembelajaran, lagu-lagu yang berisi pesan pendidikan karakter sebenarnya dapat digunakan oleh guru sebagai media pembelajaran. Tentunya disesuaikan dengan materi pelajaran yang dibahas. Penulis punya pengalaman mengajak siswa menyanyikan salah satu lagu tersebut di atas. Tujuannya untuk membangun motivasi belajar siswa. Respon siswa sangat bagus. Siswa begitu bersemangat, riang, dan gembira menyanyikan lagu tersebut.
Lagu dapat menjadi media yang membantu guru dalam penyampaikan pesan pendidikan karakter. Guru perlu kreatif dalam menyampaikan karena jika dirancang dengan apik dan momentumnya pas, maka kegiatan belajar akan terasa sangat menyenangkan bagi siswa. Guru dapat meminta siswa untuk menyampaikan kesannya terhadap lagu yang dinyanyikan dan mengaitkannya dengan materi pelajaran dibahas.
Dalam menyampaikan pesan melalui lagu, tentunya harus disesuaikan dengan tingkat  perkembangan siswa. Lagu anak-anak akan sangat cocok disampaikan pada siswa TK walaupun ada anak-anak TK yang sudah hafal dengan lagu-lagu dewasa. Sedangkan pada anak SD, SMP, dan SMA lagu yang dinyanyikan cenderung kepada lagu-lagu dewasa apalagi jika sudah memasuki usia remaja (SMP dan SMA) mereka lebih cenderung menyukai lagu-lagu dewasa.
Pada pembelajaran siswa TK, kegiatan pembelajaran dengan menyanyi dan menari merupakan hal yang biasa dilakukan, tetapi tidak salah juga jika dicoba pada siswa SD, SMP, dan SMA atau hanya sebagai ice breaker (selingan) untuk mengusir kejenuhan. Mendidik melalui lagu dapat menjadi satu alternatif dalam kegiatan pembelajaran disamping media-media lainnya seperti dongeng, film, dan sebagainya.
Lagu-lagu yang bermuatan pesan pendidikan karakter disamping bisa digunakan sebagai sarana hiburan juga bisa menjadi media pendidikan. Sebagaimana dimaklumi bersama bahwa hakikat dari pendidikan adalah untuk “memanusikan manusia”. Melalui pendidikan, otak mausia diisi dengan sejumlah pengetahuan, hati manusia diisi dengan sejumlah nilai-nilai moral dan norma kemanusiaan, dan fisik mereka dilatih dengan sejumlah keterampilan sehingga mereka bisa menjadi manusia yang intelek, terampil, dan berbudi pekerti luhur. Dan mudah-mudahan dengan memaknai pesan-pesan moral dalam lagu-lagu yang bermuatan pendidikan karakter bisa menjadi sarana bagi guru untuk mewujudkan hal tersebut. Wallahu a’lam.

Penulis, Guru PKn SMP Madani KBB, Pegawai LPMP Jawa Barat.
(Tulisan ini dimuat di HU Tribun Jabar, 15 April 2011)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar