SUMPAH PEMUDA DALAM SEMANGAT SEA GAMES
Oleh:
IDRIS APANDI
Dalam
hitungan hari, perhelatan pesta olah raga negara-negara ASEAN yang disingkat Sea
Games berlangsung di Indonesia. Rencanannya akan berlangsung dari tanggal 11 sampai
dengan 22 Nopember 2011 di Jakarta dan Palembang. Kita tentunya bangga
Indonesia ditunjuk menjadi tuan rumah, tetapi di sisi lain kita khawatir
pelaksanaannya tidak berjalan sukses. Sebagaimana diketahui bahwa persiapan Sea
Games diganggu dengan kasus suap Wisma Atlet yang melibatkan Sesmenpora, beberapa
anggota DPR, dan beberapa orang pengusaha.
Dibalik kasus
suap yang mewarnai persiapan pelaksanaan Sea Games tersebut, seluruh bangsa
Indonesia berharap bahwa Sea Games berjalan sukses karena disamping berkaitan
dengan kebanggaan sebagai sebuah bangsa, juga berkaitan dengan harkat dan
martabat bangsa. Kesuksesan kita sebagai tuan rumah penyelenggaraan Sea Games, tentunya
akan bertambah jika Indonesia bisa menjadi sebagai juara umum. Dari sisi waktu,
pelaksanaan, Sea Games dilaksanakan di angka serba 11, yang bisa dikatakan
sebagai angka yang cantik, yaitu tanggal 11, bulan 11, tahun 2011, dan diikuti
oleh 11 negara.
Kita tentu
tidak mau malu ketika negara-negara peserta mengeluhkan rendahnya kualitas penyelenggaraan
dan pelayanan Sea Games. Banyak pihak mulai ketar-ketir pelaksanaan Sea Games tidak
berjalan dengan sukses karena berdasarkan perkembangan terakhir, ada beberapa venue pertandingan olah raga belum siap
atau belum selesai dikerjakan padahal pelaksanaan Sea Games. Keterlambatan
pengucuran dana disinyalir menjadi penghambat rampungnya penyelesaian berbagai venue pertandingan sehingga presiden
harus mengeluarkan instruksi Presiden agar pengadaan barang dan jasa untuk
kebutuhan Sea Games tidak melalui tender. Menegpora dan Panitia Sea Games mencoba
untuk optimis, terus menggenjot pembangunan sarana dan prasarana Sea Games. Namun,
pembangunan yang tergesa-gesa juga dikhawatirkan pengerjaannya asal-asalan.
Hanya mengejar target tapi kurang memperhatikan kualitas.
Penyelenggaraan
Sea Games tahun ini terasa istimewa karena sebelum digelarnya event tersebut pada bulan Nopember, pada
bulan Oktober kita memperingati Hari Sumpah Pemuda. Semangat Sumpah Pemuda
tersebut kita harapkan menjadi pelecut semangat bagi para atlet untuk
mempersembahkan yang terbaik, mengukir prestasi untuk kebanggaan bangsa dan
negara.
Jika kita
mengaju kepada sejarah lahirnya Sumpah Pemuda merupakan bagian penting dari
episode pergerakan perjuangan kemerdekaan Indonesia. Tanggal 28 Oktober 1928,
para pemuda dari berbagai daerah berkumpul dan menyatukan visi untuk bertanah
air satu, berbangsa satu, dan berbahasa satu, Indonesia. Pada momen itu pula
pertama kali diperdengarkannya lagu kebangsaan Indonesia Raya oleh WR
Supratman. Pada saat itu, para pemuda mau melepaskan ego kedaerahan dan
mengedepankan semangat kebangsaan. Mereka menyadari bahwa perjuangan yang
bersifat kedaerahan terbukti gagal karena disamping lemah, juga mudah dipecah
belah. Dan perjuangan kemerdekaan Indonesia mencapai titik kulminasinya dengan
diproklamasikannya kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 oleh
Soekarno-Hatta.
Pesan dan
semangat Sumpah Pemuda sangat relevan utnuk digelorakan saat ini khususnya
dalam rangka memberikan dukungan kepada para atlet Sea Games. 250 juta rakyat
Indonesia sudah pasti mendukung dan mendo’akan kontingen Indonesia bisa menjadi
juara umum. Di tengah pacekliknya prestasi olah raga nasional, bangsa Indonesia
mengharapkan kontingen Indonesia menjadi juara umum meskipun pasti tidak mudah.
Sea Games tahun 1999 di Brunei
Darussalam, menjadi awal mula terpuruknya prestasi atlet nasional. Setelah 1997, prestasi olahraga
Indonesia sangat memprihatinkan, pada Sea Games di Brunei Darussalam Indonesia
menempati posisi ke-3, selanjutnya dalam 4 (empat) kali Sea Games berikutnya,
prestasi atlet nasional tidak ada peningkatan Sea Game 2001 posisi ke-3, tahun
2003 posisi ke-3, tahun 2005 poisisi ke 5, tahun 2007 posisi ke-4, tahun 2009
posisi ke-3.
Peluang untuk menjadi juara umum tetap
ada meskipun berat. Pada persiapan Sea Games,
para atlet dihadapkan pada
keterbatasan khususnya keterbatasan sarana yang kurang dan dana yang datang
terlambat. Bahkan atlet harus mengeluarkan uang pribadi untuk membeli paralatan
latihan. Hal ini tentunya sangat ironis. Di satu sisi mereka diharapkan
berlatih secara optilmal dan mengukir prestasi, tetapi di sisi lain,
kebutuhannya kurang difasilitasi oleh pemerintah.
Kita
patut sangat menghargai kerelaan para atlet tersebut berlatih dalam
keterbatasan dan mau mengeluarkan uang sendiri untuk membeli peralatan untuk
latihan. Hal tersebut bisa kita lihat sebagai bentuk pengorbanan untuk
kepentingan bangsa dan negara, dan sebagai simbol nasionalisme dan patriotisme
mereka. Semoga kerja keras mereka berbuah manis mendapatkan medali emas.
Dan juga alangkah sangat ironis, ketika
para atlet latihan keras, pengadaan infrastruktur untuk Sea Games justru
menjadi sarana korupsi segelintir orang sehingga kita sebagai bangsa malu, Sea
Gamesnya belum dilaksanakan, tapi korupsinya sudah terjadi duluan. Pengadaan
sarana dan prasarana bukannya dijadikan sarana untuk membuktikan bahwa
Indonesia dapat membuat fasilitas Sea Games yang memuaskan, berstandar
internasional, tapi ternyata dijadikan sarana untuk rebutan proyek.
Sebagai tuan rumah, kita mengharapkan
lagu kebangsaan Indonesia Raya berkumandang sebagai tanda atlet-atlet menjuarai
cabang-cabang olah raga dan menngumpulkan pundi-pundi emas. Para atlet yang
notabene pada umumnya adalah pemuda diharapkan dapat memaknai lagu kebangsaan
Indonesia Raya sehingga menjadi energi yang luar biasa berjuang sampai titik
darah penghabisan.
Dulu kita bangga memiliki atlet yang
bisa mengharumkan nama bangsa. Misalnya pada cabang olah raga bulu tangkis. Prestasi
yang dicapai bukan hanya di level Sea Games, tetapi Asian Games, bahkan Olimpiade.
Kini, kita krisis prestasi olah raga. Pada perhelatan Piala AFF beberapa waktu
yang lalu, kita berharap banyak kepada Timnas untuk berprestasi tetapi gagal di
partai final, dikalahkan oleh Malaysia. Kemudian pada penyisihan Piala Dunia
2014, peluang Timnas bisa di katakan tertutup karena kalah oleh Iran, Bahrain,
dan Qatar. Sekarang, masyarakat berharap banyak seluruh atlet Sea Games untuk
dapat berprestasi.
Sekali lagi, di tengah persiapan Sea
Games yang morat-marit ini, semoga pesan dan semangat Sumpah Pemuda dapat
menjadi inspirasi bagi bangsa Indonesia untuk menyukseskan Sea Games, baik
sukses penyelenggaraan maupun sukses prestasi. Semoga...!!!
Penulis, Widyaiswara
LPMP Jawa Barat, Pemerhati Masalah Sosial.