Kamis, 27 Oktober 2011


SUMPAH PEMUDA DALAM SEMANGAT SEA GAMES
Oleh:
IDRIS APANDI


Dalam hitungan hari, perhelatan pesta olah raga negara-negara ASEAN yang disingkat Sea Games berlangsung di Indonesia. Rencanannya akan berlangsung dari tanggal 11 sampai dengan 22 Nopember 2011 di Jakarta dan Palembang. Kita tentunya bangga Indonesia ditunjuk menjadi tuan rumah, tetapi di sisi lain kita khawatir pelaksanaannya tidak berjalan sukses. Sebagaimana diketahui bahwa persiapan Sea Games diganggu dengan kasus suap Wisma Atlet yang melibatkan Sesmenpora, beberapa anggota DPR, dan beberapa orang pengusaha.
Dibalik kasus suap yang mewarnai persiapan pelaksanaan Sea Games tersebut, seluruh bangsa Indonesia berharap bahwa Sea Games berjalan sukses karena disamping berkaitan dengan kebanggaan sebagai sebuah bangsa, juga berkaitan dengan harkat dan martabat bangsa. Kesuksesan kita sebagai tuan rumah penyelenggaraan Sea Games, tentunya akan bertambah jika Indonesia bisa menjadi sebagai juara umum. Dari sisi waktu, pelaksanaan, Sea Games dilaksanakan di angka serba 11, yang bisa dikatakan sebagai angka yang cantik, yaitu tanggal 11, bulan 11, tahun 2011, dan diikuti oleh 11 negara.
Kita tentu tidak mau malu ketika negara-negara peserta mengeluhkan rendahnya kualitas penyelenggaraan dan pelayanan Sea Games. Banyak pihak mulai ketar-ketir pelaksanaan Sea Games tidak berjalan dengan sukses karena berdasarkan perkembangan terakhir, ada beberapa venue pertandingan olah raga belum siap atau belum selesai dikerjakan padahal pelaksanaan Sea Games. Keterlambatan pengucuran dana disinyalir menjadi penghambat rampungnya penyelesaian berbagai venue pertandingan sehingga presiden harus mengeluarkan instruksi Presiden agar pengadaan barang dan jasa untuk kebutuhan Sea Games tidak melalui tender. Menegpora dan Panitia Sea Games mencoba untuk optimis, terus menggenjot pembangunan sarana dan prasarana Sea Games. Namun, pembangunan yang tergesa-gesa juga dikhawatirkan pengerjaannya asal-asalan. Hanya mengejar target tapi kurang memperhatikan kualitas.
Penyelenggaraan Sea Games tahun ini terasa istimewa karena sebelum digelarnya event tersebut pada bulan Nopember, pada bulan Oktober kita memperingati Hari Sumpah Pemuda. Semangat Sumpah Pemuda tersebut kita harapkan menjadi pelecut semangat bagi para atlet untuk mempersembahkan yang terbaik, mengukir prestasi untuk kebanggaan bangsa dan negara.
Jika kita mengaju kepada sejarah lahirnya Sumpah Pemuda merupakan bagian penting dari episode pergerakan perjuangan kemerdekaan Indonesia. Tanggal 28 Oktober 1928, para pemuda dari berbagai daerah berkumpul dan menyatukan visi untuk bertanah air satu, berbangsa satu, dan berbahasa satu, Indonesia. Pada momen itu pula pertama kali diperdengarkannya lagu kebangsaan Indonesia Raya oleh WR Supratman. Pada saat itu, para pemuda mau melepaskan ego kedaerahan dan mengedepankan semangat kebangsaan. Mereka menyadari bahwa perjuangan yang bersifat kedaerahan terbukti gagal karena disamping lemah, juga mudah dipecah belah. Dan perjuangan kemerdekaan Indonesia mencapai titik kulminasinya dengan diproklamasikannya kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 oleh Soekarno-Hatta.
Pesan dan semangat Sumpah Pemuda sangat relevan utnuk digelorakan saat ini khususnya dalam rangka memberikan dukungan kepada para atlet Sea Games. 250 juta rakyat Indonesia sudah pasti mendukung dan mendo’akan kontingen Indonesia bisa menjadi juara umum. Di tengah pacekliknya prestasi olah raga nasional, bangsa Indonesia mengharapkan kontingen Indonesia menjadi juara umum meskipun pasti tidak mudah. Sea Games tahun 1999 di Brunei Darussalam, menjadi awal mula terpuruknya prestasi atlet nasional. Setelah 1997, prestasi olahraga Indonesia sangat memprihatinkan, pada Sea Games di Brunei Darussalam Indonesia menempati posisi ke-3, selanjutnya dalam 4 (empat) kali Sea Games berikutnya, prestasi atlet nasional tidak ada peningkatan Sea Game 2001 posisi ke-3, tahun 2003 posisi ke-3, tahun 2005 poisisi ke 5, tahun 2007 posisi ke-4, tahun 2009 posisi ke-3.
Peluang untuk menjadi juara umum tetap ada meskipun berat. Pada persiapan Sea Games,  para  atlet dihadapkan pada keterbatasan khususnya keterbatasan sarana yang kurang dan dana yang datang terlambat. Bahkan atlet harus mengeluarkan uang pribadi untuk membeli paralatan latihan. Hal ini tentunya sangat ironis. Di satu sisi mereka diharapkan berlatih secara optilmal dan mengukir prestasi, tetapi di sisi lain, kebutuhannya kurang difasilitasi oleh pemerintah.
 Kita patut sangat menghargai kerelaan para atlet tersebut berlatih dalam keterbatasan dan mau mengeluarkan uang sendiri untuk membeli peralatan untuk latihan. Hal tersebut bisa kita lihat sebagai bentuk pengorbanan untuk kepentingan bangsa dan negara, dan sebagai simbol nasionalisme dan patriotisme mereka. Semoga kerja keras mereka berbuah manis mendapatkan medali emas.

Dan juga alangkah sangat ironis, ketika para atlet latihan keras, pengadaan infrastruktur untuk Sea Games justru menjadi sarana korupsi segelintir orang sehingga kita sebagai bangsa malu, Sea Gamesnya belum dilaksanakan, tapi korupsinya sudah terjadi duluan. Pengadaan sarana dan prasarana bukannya dijadikan sarana untuk membuktikan bahwa Indonesia dapat membuat fasilitas Sea Games yang memuaskan, berstandar internasional, tapi ternyata dijadikan sarana untuk rebutan proyek.
Sebagai tuan rumah, kita mengharapkan lagu kebangsaan Indonesia Raya berkumandang sebagai tanda atlet-atlet menjuarai cabang-cabang olah raga dan menngumpulkan pundi-pundi emas. Para atlet yang notabene pada umumnya adalah pemuda diharapkan dapat memaknai lagu kebangsaan Indonesia Raya sehingga menjadi energi yang luar biasa berjuang sampai titik darah penghabisan.

Dulu kita bangga memiliki atlet yang bisa mengharumkan nama bangsa. Misalnya pada cabang olah raga bulu tangkis. Prestasi yang dicapai bukan hanya di level Sea Games, tetapi Asian Games, bahkan Olimpiade. Kini, kita krisis prestasi olah raga. Pada perhelatan Piala AFF beberapa waktu yang lalu, kita berharap banyak kepada Timnas untuk berprestasi tetapi gagal di partai final, dikalahkan oleh Malaysia. Kemudian pada penyisihan Piala Dunia 2014, peluang Timnas bisa di katakan tertutup karena kalah oleh Iran, Bahrain, dan Qatar. Sekarang, masyarakat berharap banyak seluruh atlet Sea Games untuk dapat berprestasi.
Sekali lagi, di tengah persiapan Sea Games yang morat-marit ini, semoga pesan dan semangat Sumpah Pemuda dapat menjadi inspirasi bagi bangsa Indonesia untuk menyukseskan Sea Games, baik sukses penyelenggaraan maupun sukses prestasi. Semoga...!!!

Penulis, Widyaiswara LPMP Jawa Barat, Pemerhati Masalah Sosial.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar