Ujian
Nasional (UN) Tahun Pelajaran 2010/2011 tinggal menghitung hari, setiap sekolah
jauh-jauh hari telah mempersiapkan diri seperti melakukan kegiatan pemantapan
kepada siswa. Dan mendekati pelaksanaan UN, persiapan semakin ditingkatkan baik
persiapan administratif maupun uji coba (Try
Out) UN. Bahkan tidak cukup di sekolah, banyak orang tua pun memasukkan
anak-anaknya ke lembaga-lembaga bimbingan belajar agar anak-anak mereka
benar-benar siap menghadapi UN.
Walaupun
sekolah telah banyak melakukan persiapan menjelang UN, tidak dapat dipungkiri
biasanya tensi ketegangan meningkat. Satu hal yang sama-sama dikhawatirkan
yaitu takut ada siswa yang tidak lulus UN. Hal tersebut adalah perasaan yang wajar
dan dapat dialami oleh siapapun. Seorang tersangka yang diperiksa dan terpidana
yang akan menjalani persidangan dihinggapi was-was. Seorang mahasiswa yang
mengikuti sidang tugas akhir juga dapat mengalami ketegangan khawatir dibantai
oleh penguji. Begitu pun siswa, menjelang UN dihinggapi perasaan was-was takut
tidak lulus UN. Oleh karena itu, di sini soft
skill atau kecerdasan emosional seseorang akan sangat berperan.
Ketika guru
sibuk mengasah hard skill siswa dengan
memberikan kumpulan latihan-latihan mata pelajaran UN, hal yang tidak kalah
pentingnya adalah melatih soft skill-nya.
Hard skill berkaitan penguasaan ilmu
pegetahuan, teknologi, dan keterampilan teknis yang berhubungan dengan ilmunya.
Sedangkan soft skill adalah
keterampilan seseorang dalam berhubungan dengan orang lain (interpersonal skill) dan keterampilan mengatur dirinya sendiri (intrapersonal skill) yang mampu
mengembangkan unjuk kerja maksimal (Dennis E. Coates). Soft skill disebut juga sebagai keterampilan lunak berupa
sifat-sifat atau karakter positif yang terinternalisasi dalam siri seseorang.
Soft skill erat kaitannya dengan
kecerdasan emosional. Dani Ronnie M. (2006:96) mengatakan bahwa kecerdasan emosional, secara sederhanya dapat
dikatakan sebagai kepekaan mengenali dan mengelola perasaan sendiri (self awareness) dan orang lain (empathy). Soft skill menjadi faktor
kunci terhadap kesuksesan seseorang. Sebuah penelitian mengatakan bahwa
kesuksesan seseorang 80% ditentukan oleh soft
skill (kecerdasan emosional) sedangkan kemampuan intelektual hanya 20%
saja. Dengan demikian, berkaitan dengan persiapan UN, maka peningkatan soft skill siswa menjadi hal yang sangat
penting. UN tidak hanya berkaitan dengan bagaimana siswa menjawab sejumlah
pertanyaan pada Lembar Jawaban Komputer (LJK), tetapi juga berkaitan dengan kesiapan
mental (soft skil) siswa menghadapi
UN.
Sejumlah soft skill yang perlu ditanamkan kepada
siswa antara lain; pertama, ulet dan sungguh-sungguh. Hasil yang
baik akan ditentukan oleh sejauhmana keuletan seseorang dalam melakukannya.
Jika dia melakukannya asal-asalan atau asal jadi, maka hasilnya juga pasti tidak
akan optimal. Oleh karena itu, sifat ulet dan sungguh-sungguh sangat penting
ditanamkan kepada siswa. Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam melakukan suatu
pekerjaan, seseorang kadang-kadang dihadapkan pada tantangan dan hambatan baik
dari dalam diri maupun dari luar. Hambatan dari dalam diri misalnya rasa malas
dan kurang motivasi, sedangkan hambatan dari luar misalnya lingkungan yang kurang
mendukung dan kendala teknis lainnya.
Kedua, kerja keras dan menghargai waktu.
Sebuah kesuksesan butuh kerja keras. Tidak ada keberhasilan yang dicapai dengan
berpangku tangan. Sukses tidak datang dengan sendirinya. Sukses butuh cucuran
keringat dan pengorbanan. Orang yang suka bekerja keras akan sangat menghargai
waktu. Dia tidak akan pernah menyia-nyiakan waktu, sebaliknya akan memanfaatkan
waktu dengan sebaik-baiknya demi menghasilkan karya terbaiknya karena
sebagaimana pepatah bijak, waktu ibarat pedang, jika tidak dimanfaatkan dengan
baik, maka kita yang terperdaya oleh waktu. Sukses adalah hasil yang dicapai
oleh orang-orang yang bekerja keras dan menghargai waktu.
Ketiga, inisiatif dan kreatif.
Seseorang yang ingin sukses tidak terlalu bergantung kepada arahan pihak lain.
Dia akan memiliki inisiatif dan kreativitas. Dia merasakan sukses sebagai suatu
kebutuhan bukan paksaan dari pihak lain. Begitupun siswa yang ingin sukses
menghadapi UN, dia akan memiliki inisiatif dan kreativitas untuk mau belajar
baik sendiri-sendiri maupun secara berkelompok. Hal ini yang tampaknya belum
muncul di kalangan siswa karena pada umumnya siswa mau belajar jika
dipaksa-paksa atau diawasi oleh guru.
Keempat, kerjasama. Disamping sebagai
individu, manusia juga adalah makhluk sosial yang memerlukan bantuan orang lain
ketika menghadapi kesulitan. Oleh karena itu, manusia tidak bisa egois, harus
mau hidup bermasyarakat, dan membangun solidaritas dengan sesamanya. Berkaitan
dengan pelaksanaan UN, siswa mungkin saja menghadapi kesulitan ketika belajar
sendiri, oleh karena itu dia perlu untuk meminta bantuan guru atau
teman-temannya untuk menyelesaikan kesulitan yang dihadapinya. Sifat kerjasama
akan menanamkan kepada siswa untuk mau saling membantu karena kesuksesan yang
hakiki adalah ketika seseorang bisa bermanfaat bagi yang lainnya.
Kelima, tanggung jawab. Dalam persiapan
UN, biasanya guru memberikan tugas kepada siswa untuk mempelajari buku-buku
latihan soal UN. Buku tersebut selain digunakan untuk pengayaan di sekolah,
juga diminta untuk dipelajari siswa di rumah. Oleh karena itu, siswa perlu
untuk memiliki rasa tanggungjawab untuk mengerjakan soal-soal latihan tersebut.
dan jika menghadapi kesulitan, bisa meminta bantuan guru atau teman-temannya.
Keenam, optimis dan percaya diri. Islam
mengajarkan kita untuk selalu optimis dalam menghadapi masalah atau mengerjakan
suatu tugas. Optimisme menjadi tenaga yang luar biasa bagi seseorang dalam
mencapai kesuksesan. Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum
itu sendiri yang mengubahnya. Tidak dapat dipungkiri ketika menghadapi UN,
muncul kekhawatiran tidak lulus. Dan ketika ada yang tidak lulus, siswa tidak
siap mental sehingga muncul berita di media, ada siswa yang sampai bunuh diri
karena malu dan tertekan tidak lulus UN. Sebuah pepatah arab mengatakan “wan jadda wajadda” yang artinya barang
siapa bersungguh-sungguh maka dia akan mencapai apa yang dia inginkan, dan
Rasulullah SAW dalam salah satu haditsnya mengingatkan tentang pentingnya niat
karena segala pekerjaan tergantung kepada niatnya.
Ketujuh, jujur. Tidak dapat dipungkiri
bahwa pelaksanaan UN selalu diwarnai oleh penyimpangan. Antara lain tersebarnya
kunci jawaban di kalangan siswa walaupun kadang-kadang kunci jawaban palsu.
Oleh karena itu, sifat jujur sangat penting untuk ditekankan kepada siswa.
Jangan sampai untuk mengejar kelulusan, dia mengorbankan kejujuran. Prestasi
yang dicapai dengan mengorbankan kejujuran tentunya akan tidak akan bermakna
dan membanggakan, justru akan membohongi diri sendiri.
Kedelapan, tawakkal. Ketika semua usaha
atau persiapan UN sudah dilaksanakan, maka kita tinggal berdo’a dan bertawakkal
kepada Allah. Kita sebagai manusia hanya bertugas untuk mengoptimalkan ikhtiar,
hasilnya kita serahkan kepada Allah. Semua usaha yang dilakukan akhirnya
bermuara kepada takdir dan ridha Allah. Hanya kita harus yakin bahwa Allah akan
memberikan yang terbaik kepada kita, dan Allah tidak akan mengubah nasib suatu
kaum jika kaum tersebut tidak mau mengubah nasibnya.
Itulah
delapan soft skill siswa yang perlu
ditingkatkan menjelang UN. Semoga Allah SWT memberikan kekuatan kepada para
pendidik dan kepada siswa untuk memberikan hasil terbaik bagi kita. Amiin.
(Tulisan ini dimuat di HU Tribun Jabar, tanggal 29 Maret 2011)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar